MENGENAL GUNUNG TAMBORA
Puncak Gunung Tambora |
Gunung Tambora dengan ketinggian hanya 2.851
m.dpl mempunyai pesona alam yang sangat unik, kawah Gunung Tambora
mempunyai lebar 7 km, keliling kawah 16 km, dan kedalaman kawah dari
puncak sampai dasar kawah mencapai 800 meter, sehingga kawah Gunung
Tambora terkenal dengan The Greatest Crater in Indonesia (Kawah
Terbesar di Indonesia), akibat dari letusan yang terkenal dengan The
Largest Volcanic Eruption in History. Selain itu keindahan Gunung
Tambora lainnya adalah padang pasir luas di sepanjang bibir kawah yang
ditumbuhi bunga Edelweiss kerdil sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter,
juga adanya lapisan batuan sepanjang tebing kawah yang berlapis-lapis.
Bibir Kawah Tambora (Like Grand Canyon) |
Secara
administratif Gunung Tambora terletak diantara dua Kabupaten, yaitu
Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut), dan
Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, hingga
puncak sisi timur hingga utara) Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan
garis koordinat tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT. Disamping kalangan
wisatawan dan pendaki gunung yang menikmati panorama dan pesona alam,
Gunung Tambora juga masih dipantau aktifitasnya secara rutin oleh ahli
gempa dan Vulcanologist, Gunung Tambora juga menarik minat untuk studi
Arkeologi dan Biologi.
JALUR PENDAKIAN
Ada tiga titik
konsentrasi desa-desa yang berada di sekitar lereng Gunung Tambora.
Disebelah timur adalah desa Sanggar, ke arah laut adalah desa Doro Peti
dan desa Pesanggrahan, dan di barat adalah desa Calabai. Ada dua jalur
pendakian untuk mencapai kaldera. Rute pertama dimulai dari desa Doro
Mboha di tenggara gunung. Rute ini mengikuti jalan beraspal melalui
mete perkebunan hingga mencapai 1.150 m.dpl. Akhir dari rute ini
adalah bagian selatan kaldera pada 1.950 m.dpl, dapat dicapai melalui
jalur hiking. Lokasi ini biasanya digunakan sebagai base camp untuk
memantau aktivitas gunung berapi, karena hanya dalam waktu satu jam
untuk mencapai kaldera. Rute kedua dimulai dari desa Pancasila di barat
laut gunung. Dengan menggunakan rute kedua, maka kaldera hanya dapat
diakses dengan berjalan kaki.
Jika ingin melakukan
pendakian ke Gunung Tambora kami sarankan melalui jalur resmi, yaitu
jalur yang kedua melewati Dusun Pancasila yang relatif lebih aman dari
jalur lainnya. Untuk mencapai desa pancasila bisa dilakukan lewat kota
Mataram atau kota Bima. Jika dari Mataram, dengan menggunakan bus Sari
Rejeki dari terminal Bertais Mataram, dengan trayek Mataram-Calabai.
Bus ini sehari hanya ada satu, berangkat setiap jam 9 pagi dan sampai
di Calabai jam 6 pagi keesokan harinya. Dari Pasar Minggu (Calabai)
anda bisa meneruskannya dengan naik ojek. Jika jumlah rombongan anda
cukup banyak, biasanya supir bus Sari Rejeki ini tidak akan keberatan
mengantarkan anda hingga ke Desa Pancasila. Jika anda ke Pancasila
melewati Kota Bima, maka terlebih dahulu anda harus ke kota Dompu baru
dari Dompu anda berganti bus yang ke Calabai, bus trayek Dompu-Calabai
ini hanya ada dua kali sehari berangkat setiap jam 6 pagi dan jam 2
siang. Anda harus mempersiapkan diri anda untuk naik bus ini karena
merupakan hal yang wajar pada bus Dompu-Calabai ini menaikan penumpang
melebihi kapasitas bangkunya. Jika anda mau nyaman anda juga bisa
mencarter mobil dari Bima.
Jalur Dusun Pancasila
Dari
Dusun Pancasila menuju ke Pos I dapat ditempuh selama satu jam, di Pos
I tersebut terdapat sebuah pondok dan sekitar 20 meter terdapat mata
air berbentuk sumur dengan airnya yang jernih, Kemudian dari Pos I
menuju ke Pos II dapat di tempuh selama satu jam, di pos tersebut
terdapat tempat datar untuk beristirahat dan sekitar lima meter dari
tempat tersebut terdapat sungai kecil yang mengalirkan air jernih. Dari
Pos II melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Pos III dengan melalui
hutan yang lebat dapat ditempuh selama tiga jam. Di Pos III tersebut
ada tanah datar luas, terdapat pula pondok untuk tempat berteduh para
pemburu rusa timor. Di Pos III tersebut merupakan mata air terakhir
untuk mengambil air.
Sumber Air Pos I |
Dari Pos III menuju ke Pos IV
melalui medan hutan lebat dan ditempuh selama satu jam, kemudian dari
Pos IV menuju ke Pos V dapat ditempuh selama 30 menit, kemudian dari
Pos V menuju ke Bibir Kawah dapat ditempuh selama dua jam, dengan
melalui vegetasi yang beralih dari vegetasi hutan ke vegetasi Edelweiss
dan dari vegetasi Edelweiss menuju padang pasir. Selama perjalanan
kita akan menikmati keindahan alam yang menakjubkan dengan melalui
jalur berpasir di kanan-kirinya melihat keunikan bunga Edelweiss yang
berbeda dengan di gunung-gunung lain yaitu bunga tersebut sangat pendek
sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan letaknya masing-masing
berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya jenis
rerumputan dengan tinggi sekitar satu meter sampai 1,5 meter membentuk
barisan-barisan.
Setelah sampai
di bibir kawah para pendaki dapat menikmati pemandangan yang indah
kawah Doro Afi Toi (dari bahasa Bima), sebuah nama kawah Gunung Tambora
yang terkenal dengan letusan dahsyat yang mengalahkan letusan dasyat
Gunung Krakatau, juga dapat melihat lapisan batuan di sepanjang tebing
kawah Doro Afi Toi. Perjalanan dari bibir kawah menuju ke Puncak Gunung
Tambora ditempuh selama satu jam 30 menit dengan melalui hamparan
padang pasir dan di kanan kiri terdapat bunga Edelweiss serta batuan
berlapis. Sesampainya di Puncak Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851
mdpl para kita akan lebih leluasa menikmati pesona kawahnya yang sangat
lebar dengan adanya telaga hijau di dasar kawah akibat letusan dasyat
dalam sejarah.
Hamparan Bunga Edelweiss |
Mantap sekali tulisannya. Terima kasih udah sharing.
BalasHapusBoleh nanya sesuatu, Bus Sri Rejeki apakah harus naik dari terminal Bertais? karena denger-denger terminal Lombok tidak begitu bersahabat. Apakah ada agen atau pool?
Dan apakah ada cp guide/porter di Desa Pancasila?
Terima kasih sebelumnya. :)
Wah bagus banget gunung tambora
BalasHapussemoga pariwisata Indonesia makin maju